Apa yang dimaksud dengan lailatul qadar? Dan kapan Al Qur’an itu
diturunkan (nuzulul Qur’an)? Apakah benar pada tanggal 17 Ramadhan
ataukah malam Lailatul Qadar?
Apa yang dimaksud Lailatul Qadar?
Ada lima pendapat mengenai pengertian lailatul qadar:
1- Al qadr berarti mulia (agung). Seperti dalam firman Allah Ta’ala,
2- Al qadr berarti sempit. Seperti terdapat dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala,
3- Al qadr berarti hukum. Inilah pendapat Ibnu Qutaibah.
4- Karena pada saat itu diturunkan kitab yang penuh kemuliaan, diturunkan rahmat dan turun pula malaikat yang mulia. Inilah beberapa pendapat yang disebut oleh Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir, 9: 182.
Ibnul ‘Arabi rahimahullah mengatakan bahwa bisa jadi makna lailatul qadar adalah malam penuh kemuliaan, bisa pula maknanya adalah malam penetapan takdir. Yang terakhir ini lebih mendekati benar karena mengingat firman Allah lainnya,
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Disebut lailatul qadar karena kemuliaan dan keutamaan malam tersebut di sisi Allah. Pada malam tersebut ditetapkan berbagai perkara yang akan terjadi pada satu tahun, yaitu ditetapkan ajal, rezeki, dan berbagai takdir.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 931).
Turunnya Al Qur’an pada Lailatul Qadar
Dalam surat yang kita kaji disebutkan bahwa Allah menurunkan Al Qur’an pada Lailatul Qadar. Malam ini adalah malam yang diberkahi sebagaimana disebutkan dalam ayat yang lain,
Ada riwayat dari Ibnu ‘Abbas yang menjelaskan mengenai nuzulul Qur’an, yaitu waktu diturunkannya permulaan Al Qur’an. Ibnu ‘Abbas berkata,
Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah itu menjadikan permulaan turunnya Al Qur’an adalah di bulan Ramadhan di malam Lailatul Qadar.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 931).
Jika dinyatakan bahwa Al Qur’an secara keseluruhan itu diturunkan di bulan Ramadhan pada malam Lailatul Qadar, maka klaim yang mengatakan bahwa Al Qur’an diturunkan pada 17 Ramadhan, jelas-jelas tidak berdasar. Karena Lailatul Qadar itu terjadi di sepuluh hari terakhir. Sehingga jelas-jelas penetapan 17 Ramadhan sebagai perayaan Nuzulul Qur’an tidak berdasar atau mengada-ngada.
Referensi:
Ahkamul Qur’an, Ibnul ‘Arobi, terbitan Darul Hadits, cetakan tahun 1432 H.
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.
Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H.
Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, terbitan Al Maktab Al Islamiy.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadr: 1).
Ada lima pendapat mengenai pengertian lailatul qadar:
1- Al qadr berarti mulia (agung). Seperti dalam firman Allah Ta’ala,
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya” (QS. Az Zumar: 67). Sehingga lailatul qadr berarti malam yang mulia. Inilah pendapat Az Zuhri.2- Al qadr berarti sempit. Seperti terdapat dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ
“Dan orang yang disempitkan rezkinya” (QS. Ath Tholaq: 7).
Lailatul qadar berarti malam yang penuh sesak karena saat itu
malaikat-malaikat turun di muka bumi. Inilah pendapat Al Kholil bin
Ahmad.3- Al qadr berarti hukum. Inilah pendapat Ibnu Qutaibah.
4- Karena pada saat itu diturunkan kitab yang penuh kemuliaan, diturunkan rahmat dan turun pula malaikat yang mulia. Inilah beberapa pendapat yang disebut oleh Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir, 9: 182.
Ibnul ‘Arabi rahimahullah mengatakan bahwa bisa jadi makna lailatul qadar adalah malam penuh kemuliaan, bisa pula maknanya adalah malam penetapan takdir. Yang terakhir ini lebih mendekati benar karena mengingat firman Allah lainnya,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”
(QS. Ad Dukhon: 4), maksud ayat ini adalah ditetapkannya takdir. Di
antara kemuliaan malam tersebut adalah diturunkannya Al Qur’an secara
sekaligus ke langit dunia. Lihat Ahkamul Qur’an, 4: 472.Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Disebut lailatul qadar karena kemuliaan dan keutamaan malam tersebut di sisi Allah. Pada malam tersebut ditetapkan berbagai perkara yang akan terjadi pada satu tahun, yaitu ditetapkan ajal, rezeki, dan berbagai takdir.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 931).
Turunnya Al Qur’an pada Lailatul Qadar
Dalam surat yang kita kaji disebutkan bahwa Allah menurunkan Al Qur’an pada Lailatul Qadar. Malam ini adalah malam yang diberkahi sebagaimana disebutkan dalam ayat yang lain,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”
(QS. Ad Dukhon: 3). Malam yang diberkahi yang dimaksud di sini adalah
Lailatul Qadar yang terdapat di bulan Ramadhan. Karena Al Qur’an itu
diturunkan di bulan Ramadhan seperti disebut dalam ayat,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran ” (QS. Al Baqarah: 185).Ada riwayat dari Ibnu ‘Abbas yang menjelaskan mengenai nuzulul Qur’an, yaitu waktu diturunkannya permulaan Al Qur’an. Ibnu ‘Abbas berkata,
أنزل
الله القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العِزّة من السماء
الدنيا، ثم نزل مفصلا بحسب الوقائع في ثلاث وعشرين سنة على رسول الله صلى
الله عليه وسلم
“Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke
Baitul ‘Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada
Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sesuai dengan peristiwa-peristiwa
dalam jangka waktu 23 tahun.” (HR. Thobari, An Nasai dalam Sunanul
Kubro, Al Hakim dalam Mustadroknya, Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah.
Hadits ini dishahihkan oleh Al Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi.
Ibnu Hajar pun menyetujui sebagaimana dalam Al Fath, 4: 9).Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah itu menjadikan permulaan turunnya Al Qur’an adalah di bulan Ramadhan di malam Lailatul Qadar.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 931).
Jika dinyatakan bahwa Al Qur’an secara keseluruhan itu diturunkan di bulan Ramadhan pada malam Lailatul Qadar, maka klaim yang mengatakan bahwa Al Qur’an diturunkan pada 17 Ramadhan, jelas-jelas tidak berdasar. Karena Lailatul Qadar itu terjadi di sepuluh hari terakhir. Sehingga jelas-jelas penetapan 17 Ramadhan sebagai perayaan Nuzulul Qur’an tidak berdasar atau mengada-ngada.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
Ahkamul Qur’an, Ibnul ‘Arobi, terbitan Darul Hadits, cetakan tahun 1432 H.
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.
Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsiril Kalamil Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H.
Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, terbitan Al Maktab Al Islamiy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar