1. Berdiri tegak menghadap kiblat, pandangan ke arah tempat sujud, kemudian lakukan takbiratul ihram.
2. Angkat kedua tangan sejajar pundak atau telinga, hadapkan telapak tangan ke arah kiblat, dan ucapkan Allahu akbar.
3. Bersedekap, dengan meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, atau di atas pergelangan atau lengan tangan kiri.
4. Letakkan tangan di depan dada. Tetap tundukkan pandangan ke arah tempat sujud.
5. bacalah doa iftitah dengan pelan:
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku
dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya
Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari
kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin”
(HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98)
Doa ini biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dalam shalat fardhu. Doa ini adalah doa yang paling shahih
diantara doa istiftah lainnya, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul
Baari (2/183).
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
8. Ucapkanlah amiin setelah selesai Al-fatihah, baik jadi imam, makmum, maupun shalat sendiri.
9. Keraskan bacaan amiin jika anda menjadi makmum.
10. Bacalah surat yang anda hafal.
11. Diam sejenak seusai baca surat.
12. Mulai rukuk dengan mengangkat kedua tangan sejajar pundak atau telinga, ucapkan Allahu akbar sambil bergerak turun.
13. Letakkan telapak tangan di lutut, dengan posisi mencengkeram, jari-jari direnggangkan, dan siku agak dibentangkan.
14. Punggung lurus, kepala lurus dengan punggung, dan lakukan dengan thumakninah.
15. Bacalah doa rukuk setelah anda sempurna rukuk:
سُبْحَانَ
رَبِّيَ الْعَظِيمِ
“Subhanaa
robbiyal ‘azhim (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung).”
(HR. Muslim no. 772).
Saat ruku’ dan sujud bisa pula membaca bacaan
lainnya, “Subhanakallahumma robbanaa wa
bihamdika, allahummaghfir-lii”.
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه
وسلم – يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِى رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ « سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ
، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى » يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memperbanyak membaca ketika ruku’ dan sujud bacaan, “Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii (artinya:
Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku)”.
Beliau menerangkan maksud dari ayat Al Qur’an dengan bacaan tersebut.” (HR.
Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484).
Bacaan ruku’ dan sujud lainnya yang
bisa dibaca,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ
الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
“Subbuhun qudduus, robbul
malaa-ikati war ruuh (artinya: Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan
ruh -yaitu Jibril-).” (HR. Muslim no. 487).
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ {[1]}
17. Disambung dengan bacaan:
{[2]}
رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ
dalam posisi sudah berdiri sempurna18. Dianjurkan untuk memperlama berdiri i’tidal dan bersikap tenang.
19. Turunlah menuju sujud sambil bertakbir: Allahu akbar, dan letakkan tangan sebelum lutut, atau bisa juga lutut terlebih dahulu sebelum tangan.([3])
20. Sujud dengan bertumpu pada 7 anggota badan: wajah (kening dan hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki.
21. Posisi jari tangan dirapatkan menghadap kiblat, telapak tangan sejajar pundak atau sejajar telinga.
22. Tangan membentang ke samping, punggung posisi tengah dan kaki hampir menyiku.
23. Tenang dan perbanyaklah doa sujud seperti “Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii”:
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى
(artinya: Maha Suci
Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku)“. (HR. Bukhari
no. 817 dan Muslim no. 484).
Atau bacaan sujud lainnya
yang bisa dibaca yaitu “Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh”,
سُبُّوحٌ
قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ {[4]}
Begitu juga ketika sujud bisa
juga membaca “subhanaa robbiyal a’laa” (1x),
{[5]}
(1x) سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
24. Bangkit dari sujud sambil membaca takbir: Allahu akbar, kemudian duduk
iftirasy.25. Punggung tegak, letakkan telapak tangan di atas paha atau lutut, posisi jari agak renggang
26. (Duduk diantara dua sujud) Bacalah doa ROBBIGH-FIR LII.., ROBBIGH-FIR LII.. :
{[6]}
رَبِّ اغْفِرْ لِي، رَبِّ اغْفِرْ لِي
Atau bisa juga membaca
رَبِّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَارْفَعْنِي ، وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي. {[7]}
27. Kemudian bergerak turun sambil bertakbir. Dan sujudlah sebagaimana cara
yang pertama.رَبِّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَارْفَعْنِي ، وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي. {[7]}
28. Bangkit dari sujud, tanpa membaca takbir, lakukanlah duduk istirahat sejenak, dengan Posisi duduk iftirasy.
29. Kemudian berdiri ke rakaat berikutnya dengan bertumpu pada kedua tangan, sambil bertakbir.
30. Berdirilah sempurna dan langsung sedekap.
31. Lakukan seperti yang anda lakukan pada rakaat sebelumnya.
32. Setelah anda mendapatkan dua rakaat, bertakbir kemudian duduk tasyhud awal. duduk iftirasy,
letakkan telapak tangan di atas paha atau lutut, posisi jari agak renggang, acungkan jari telunjuk tangan kanan
33. Bacaan doa tasyahud awal:
Pertama, bacaan tasyahud Ibnu ‘Abbas.
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ
الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ
الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ
“At tahiyyaatul mubaarokaatush
sholawaatuth thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa
rahmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish
sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rosuuluh (artinya: Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan
adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi
beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula
kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya)” (HR. Muslim no. 403).
Atau bacaan Kedua, bacaan tasyahud
Ibnu Mas’ud.
التَّحِيَّاتُ
لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى
عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
“At tahiyyaatu lillaah, wash
shalawaatu wath thayyibaat. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa
barokaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu al
laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh (artinya:
Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya.
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh
hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya
dan utusan-Nya).” (HR. Bukhari no. 6265).
Bacaan shalawat yang bisa dibaca
setelah membaca salah satu dari tasyahud awal di atas,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa
‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka
hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa
baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid (artinya: Ya
Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah kepada Muhammad
dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia).” (HR. Bukhari no. 4797 dan
Muslim no. 406, dari Ka’ab bin ‘Ujroh).
Minimal bacaan
shalawatnya adalah,
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَ مُحَمَّدٍ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad
(artinya: Ya Allah, semoga shalawat tercurah pada Muhammad)”. (Roudhotuth
Tholibin, 1: 187).
36. Setelah di rakaat terakhir, duduknya tasyahud akhir dengan posisi tawarruk. Posisi tangan di atas paha, acungkan telunjuk tangan kanan.
37. Bacalah tasyahud akhir dan shalawatnya:
Bacaan ketika tasyahud akhir sama
dengan salah satu tasyahud awwal diatas, seperti :
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ
الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ
الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
“At tahiyyaatul mubaarokaatush
sholawaatuth thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa
rahmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish
sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rosuuluh.”
Atau ,
التَّحِيَّاتُ
لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى
عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
“At tahiyyaatu lillaah, wash
shalawaatu wath thayyibaat. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa
barokaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu al
laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh”.
Kemudian langsung ditambahkan dengan
sholawatnya,
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ
بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa
‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka
hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa
baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.”
38. Khusus untuk Tasyahud Akhir, dianjurkan untuk memohon perlindungan dari
4 hal: Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ
التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang di antara kalian
selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari
empat hal: (1) siksa neraka jahannam, (2) siksa kubur, (3) penyimpangan ketika
hidup dan mati, (4) kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim no. 588).
Do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam disebutkan dalam riwayat lain,
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa
fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal [Ya Allah,
aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan
ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal].” (HR. Muslim no. 588)
اللَّهُمَّ أعِنِّي عَلَى
ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIKArtinya: Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memerbagus ibadah pada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)
40. Selanjutnya salam, menoleh ke kanan sampai kelihatan pipi kanan dari belakang dengan mengucapkan:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ
41. Dan salam ke kiri sampai kelihatan pipi kiri dari belakang dengan
mengucapkan:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ
42. Baca istighfar dan lanjutkan berdzikir.
Semoga Allah menerima ibadah kita
Aamin,,,,
[1].
وَإِذَا
رَفَعَ فَارْفَعُوا ، وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
“Jika imam bangkit dari ruku’, maka bangkitlah. Jika ia mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah (artinya: Allah mendengar pujian dari orang yang memuji-Nya) ‘, ucapkanlah ‘robbana wa lakal hamdu (artinya: Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji)’.” (HR. Bukhari no. 689 dan Muslim no. 411)
“Jika imam bangkit dari ruku’, maka bangkitlah. Jika ia mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah (artinya: Allah mendengar pujian dari orang yang memuji-Nya) ‘, ucapkanlah ‘robbana wa lakal hamdu (artinya: Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji)’.” (HR. Bukhari no. 689 dan Muslim no. 411)
[2]
. Ibid
[3]
. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
أما
الصلاة بكليهما فجائزة بإتفاق العلماء إن شاء المصلى يضع ركبتيه قبل يديه وإن شاء
وضع يديه ثم ركبتيه وصلاته صحيحة فى الحالتين بإتفاق العلماء ولكن تنازعوا فى
الأفضل
“Adapun shalat dengan kedua
cara tersebut maka diperbolehkan dengan kesepakatan ulama, kalau dia mau maka
meletakkan kedua lutut sebelum kedua telapak tangan, dan kalau mau maka
meletakkan kedua telapak tangan sebelum kedua lutur, dan shalatnya sah pada
kedua keadaan tersebut dengan kesepakatan para ulama. Hanya saja mereka
berselisih pendapat tentang yang afdhal.” (Majmu’ Al Fatawa, 22: 449).
[4].
“Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati
war ruuh (artinya: Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu
Jibril-).” (HR. Muslim no. 487)
[5]
. >أَنَّهُ صَلَّى مَعَ
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَكَانَ يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ « سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْعَظِيمِ ». وَفِى سُجُودِهِ « سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى »
Ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, lantas beliau mengucapkan ketika ruku’ ‘subhanaa robbiyal ‘azhim
(artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)’ dan ketika sujud, beliau
mengucapkan ‘subhanaa robbiyal a’laa (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha
Tinggi).(HR. Muslim no. 772 dan Abu Daud no. 871).
[6]
. “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat duduk di antara dua sujud
mengucapkan: “ROBBIGH-FIR LII ROBBIGH-FIR LII (Wahai Robbku, ampunilah aku.
Wahai Robbku, ampunilah aku).” (HR. Ibnu Majah no. 897 dan dinyatakan shahih
oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 335)
[7]
. “Robbighfirlii warahmnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii (artinya:
Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah
derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku).” (HR. Ahmad 1: 371. Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa haditsnya hasan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar