Senin, 26 September 2016

Agar Berkah Ilmunya

Debat yang tercela adalah debat yang tidak memakai dasar ilmu, tanpa dalil. Contohnya lagi adalah debat dengan menggunakan otot, bukan argumen yang kuat.
Salah satu akibat suka berdebat yang tercela adalah menghilangkan keberkahan ilmu.
Moga kita diberikan hidayah dengan merenungkan nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berikut ini:
Debat secara umum akan menghilangkan berkah. Telah disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ
Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)
Yang dimaksud orang yang paling dibenci di sini adalah orang yang berdebat dengan cara yang keras.
Secara umum, orang yang suka berdebat (yang tercela) akan menghilangkan keberkahan pada ilmunya. Karena orang yang menjatuhkan diri dalam perdebatan (yang tercela) tujuannya hanya ingin dirinya menang. Itulah sebab, hilangnya berkah ilmu pada dirinya.
Adapun orang yang menginginkan kebenaran, maka kebenaran itu akan mudah diterima, tidak perlu dengan debat yang keras. Karena kebenaran itu begitu jelas dan terang benderang.
Coba lihat saja pada pelaku bid’ah yang ingin mendukung kebid’ahannya. Yang ada, keberkahan ilmu pada dirinya berkurang. Ia sama sekali tidak bertujuan untuk mencari kebenaran. Karena ia hanya ingin mencari-cari pembenaran untuk mendukung pendapatnya saja, bukan sejatinya mencari kebenaran.
Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk cari menang, maka ia tidak diberi taufik dan tidak mendapatkan keberkahan ilmu. Adapun yang berdebat (berdiskusi) karena ingin meraih ilmu dan ingin meraih kebenaran serta menyanggah kebatilan, maka itulah yang diperintahkan. Hal ini disebutkan dalam ayat,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125) (Penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Surat Al-Baqarah: 124. Dinukil dari Syarh Al-Kabair, hlm. 217-218)
Semoga bermanfaat faedah ilmu di pagi ini.

Referensi:

Al-Kabair ma’a Syarh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Cetakan pertama, tahun 2006. Imam Adz-Dzahabi. Penerbit Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah.

Read more Rumaysho

Rabu, 14 September 2016

Mengenal Ruang dalam Ka'bah Beserta Foto-fotonya

Bagian Luar

Bentuk Ka’bah kira-kira segi empat, dibangun dengan batu biru yang keras. Tingginya sampai 15 m. Panjang sisi tempat pancuran air mizab dan sisi depannya adalah 10,1 m. Panjang sisi tempat pintu Ka’bah dan belakangnya adalah 12 m. Pintu Ka’bah setinggi 2 m dari lantai, naik dengan menggunakan tangga seperti tangga mimbar. Saat ini, tangganya terbuat dari kayu berlapis perak yang dihadiahkan oleh salah seorang pengusaha India ke Ka’bah. Tangga tersebut tidak diletakkan di dekat Ka’bah kecuali jika pintu itu akan dibuka untuk kunjungan dalam momen-momen tertentu. Tidak lebih dari 15 kali setahun.




Di sudut sebelah kiri pintu Ka’bah, terdapat Hajar Aswad. Tingginya 1,5 m dari atas lantai thawaf. Orang Arab menyebut sudut (rukun) Ka’bah sesuai arah kemana rukun itu menghadap. Yang menghadap ke Utara dinamai rukun Irak. Yang menghadap ke Barat dinamai rukun Syam. Ke Selatan rukun Yamani. Dan yang ke Timur dinamai rukun Hajar Aswad karena Hajar Aswad berada di sudut tersebut.
Hajar Aswad adalah sebuah batu mengkilat berbentuk oval tidak beraturan. Warnanya hitam kemerah-merahan. Di batu itu terdapat warna merah dengan garis-garis kuning bekas penempelan potongan-potongan Hajar Aswad yang pecah. Diameternya kurang lebih 30 cm. dan dikelilingi dengan bingkai perak setebal 10 cm.
Pancuran yang muncul dari atas atap di bagian tengah dinding rukun utara dan rukun barat adalah mizab rahmah. Mizab ini dibuat oleh al-Hajjaj bin Yusuf dengan tujuan agar air tidak tergenang di atap Ka’bah. Pada tahun 959 H, Sultan Sulaiman al-Utsmani mengganti ujungnya dengan bahan perak. Kemudian pada tahun 1021 H, Sultan Ahmad al-Utsmani mengganti ujungnya dengan perak berukir yang ditulis dengan tinta biru berselang-seling emas. Pada tahun 1273 H, Sultan Abdul Majid al-Utsmani mengirim pancuran air yang seluruhnya terbuat dari emas. Mizab atau pancuran air itulah yang ada sampai sekarang ini.
Di depan mizab terdapat al-hatim. Yaitu bangunan melengkung setengah lingkaran yang kedua ujungnya berada di rukun utara dan barat dengan jarak 2,3 m. Tingginya 1 m dan tebalnya 1,5 m. Bagian ini dibeton dengan batu pualam berukir. Dan di sepanjang bagian atas terdapat tulisan yang dipahat. Jarak dari tengah dinding bagian dalam ke dinding Ka’bah 8,44 m. Ruang yang ada di antara keduanya disebut Hijir Ismail. Tiga meter dari ruang ini, pada masa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam termasuk bangunan Ka’bah. Ada yang menyatakan bahwa Hajar dan Ismail dimakamkan di tempat ini.

Bagian Dalam



Gambar 1
Gambar 1
Gambar 1: Salah satu rukun atau sisi Ka’bah al-Musyarrfah. Tampak di bagian atas bagian kain kiswah dalam yang khusus untuk Ka’bah.



Gambar 2
Gambar 2


Gambar 2: Lemari di dalam Ka’bah. Posisi lemari ini tepat berada di depan pintu Ka’bah –jika dilihat dari bagian dalam. Di atasnya biasa diletakkan alat pewangi dari asap kayu gaharu yang khusus untuk mengharumi ruangan Ka’bah. Biasanya hal ini dilakukan setelah prosesi pencucian Ka’bah. Di dalam lemari ini juga tersimpan semacam kapur pewangi yang beraroma mawar untuk membaluri dinding Ka’bah agar tetap wangi. Hal itu juga dilakukan setelah dinding-dinding Ka’bah dicuci dengan air zam-zam yang dicampuri dengan air mawar.



Gambar 3
Gambar 3
Gambar 3: Ini adalah tempat shalat Rasulullah ﷺ ketika beliau memasuki Ka’bah yang mulia. Raja-raja, gubernur-gubernur Mekah al-Mukaramah, atau tamu kerajaan selalu shalat di tempat ini sebelum memulai prosesi pencucian Ka’bah yang mulia. Mungkin setelahnya bisa jadi orang-orang yang turut serta dalam prosesi pencucian Ka’bah atau masyarakat biasa ikut shalat pula di tempat ini. Kita memohon kepada Allah termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan itu.



Gambar 4
Gambar 4
Gambar 4: Bagian kecil di dinding Ka’bah berupa batu tertentu. Posisinya menghadap tempat shalat Nabi ﷺ tadi. Pada batu tersebut tertulis kalimat “laa ilaaha illallaah, Muhammad rasulullah”.



Gambar 5
Gambar 5
Gambar 5: Sebuah pintu yang terdapat di dalam Ka’bah. Pintu ini bukanlah pintu utama Ka’bah. Pintu ini dinamakan pintu taubat. Di dalam pintu tersebut terdapat tangga menuju kea tap Ka’bah.



Gambar 6
Gambar 6
Gambar 6: Tiga buah tiang di dalam Ka’bah. Tiang ini terbuat dari kayu yang terbaik dan disepuh dengan emas murni. Bagian atasnya terlihat kain kiswah bagian dalam yang berwarna hijau. Tampak juga pada gambar ini lampu-lampu kecil, tempat pengasapan kayu gaharu, dan wadah-wadah. Benda-benda tersebut adalah hadiah pemberian dari para khalifah, para sultan, para amir, dan para raja sepanjang sejarah Islam untuk Ka’bah yang mulia.



Gambar 7
Gambar 7

Gambar 7: Terlihat 3 tiang lainnya yang berada di dalam Ka’bah. Tiga buah tiang yang terbuat dari kayu yang terbaik dan disepuh dengan emas murni. Tampak pada gambar pintu masuk Ka’bah atau dikenal dengan Pintu Ka’bah. Pada gambar ini juga terlihat lemari yang berada di depan Pintu Ka’bah dan di atasnya terdapat alat untuk pengasapan kayu gaharu. Yang digunakan untuk mengharumkan ruang dalam Ka’bah.
Sumber Gambar: Facebook Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul

Daftar Pustaka:
– al-Kharbuthli, Ali Husni. 2013. Sejarah Kabah. Jakarta: Turos.
- Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
- Artikel
KisahMuslim.Com

Kamis, 01 September 2016

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN



MAKALAH
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
DESAIN DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DOSEN : Moh. Riza Zainuddin, M.Pd.I




Oleh:
LUKY ROSIDA
YUSUUF ARIFIN

PAI B / III

PROGAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG
September 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH Subhaanahu Wata’aalaa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang di ajukan untuk memenuhi salah satu mata tugas kuliah “Desain dan Perencanaan Pembelajaran” di STAIM Tulungagung.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari jaman jahiliah munuju ke zaman terang yakni Agama Islam.
Dengan selesainya makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran” Penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat  :
1.    Bapak Nurul Amin M.Ag Selaku Rektor STAI Muhammadiyah Tulungagung.
2.   Bapak Moh. Riza Zainuddin, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing  kami dalam pembuatan makalah ini. 
3.    Serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu dengan kerendahan hati,kami mengharap kepada semua pihak segala kritik dan saran atas kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan syukur alhamdulilah atas selesainya masalah yang kami buat ini, teriringi doa semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya pembaca pada umumnya.

Tulungagung, 05 September 2016


Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I  :          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang masalah................................................ 1
B.       Rumusan Masalah......................................................... 2
C.       Tujuan Masalah............................................................. 2
BAB II :         PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran........................... 3
B.     Prinsip-prinsip Umum atau Dasar yang Harus Dijadikan Pegangan Guru Dalam Melaksanakan Proses Perencanaan Pembelajaran.................................. 6
C.     Masalah-masalah Pokok Dalam Perencanaan Pembelajaran
........................................................................................ 7
D.    Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran
........................................................................................ 8
E.     Macam-macam Perencanaan Pembelajaran.................. 10
F.      Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran... 12
BAB III:         PENUTUP
                        KESIMPULAN................................................................. 13                   
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 15        


               

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Apabila penyusun cermati secara keseluruhan maka Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru – murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja, sehingga menjadi dewasa sampai keliang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Oleh sebab itu, tidak lah heran jika konsep belajar dan pembelajaran perencanaan lah yang dahulu lebih ditekankan kepada istilah mengajar atau pengajaran, yang berfokus pada aktivitas guru (teacher-centered) menuju pembelajaran yang berfokus kepada aktivitas siswa (student-centered). Karena aktivitas mengajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar karena sambil mengajar  pada hakikatnya guru juga belajar.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Maksud dari Perencanaan Pembelajaran?
2.  Bagaimana Prinsip-prinsip Umum atau Dasar yang Harus Dijadikan Pegangan Guru Dalam Proses Perencanaan Pembelajaran ?
3.      Apa Saja Masalah-masalah Pokok Dalam Perencanaan Pembelajaran ?
4.      Bagaimana Cara Untuk Menyusun Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran?
5.      Apa Saja Macam-macam Perencanaan Pembelajaran itu?
6.      Apa Saja Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Agar Kita Mengetahui Maksud dari Perencanaan Pembelajaran.
2.      Agar Kita Mengetahui Prinsip-prinsip Umum Dalam Proses Perencanaan Pembelajaran.
3.      Agar Kita Mengetahui Masalah-masalah Pokok Dalam Proses Perencanaan Pembelajaran.
4.      Agar Kita Mengetahui Cara Untuk Menyusun Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran.
5.      Agar Kita Mengetahui Apa Saja Macam-macam Perencanaan Pembelajaran.
6.      Agar Kita Mengetahui Apa Saja Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran.







BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Perencanaan Pembelajaran
1.   Pengertian Perencanaan
Berkenaan dengan Perencanaan, William H. Newman dalam bukunya Administrate            Action  Techniques            of         Organization   and      Management: mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapatvmengatasi berbagai macam permasalahan. Nana Sudjana (2000:61) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.([1])
Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam bernagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Di antara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut.
1.      Menurut Prajudi Atmusudirdjo [erencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujun tertentu, oleh siapa, dan bagaimana (Abin, 2000)
2.      Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang aka dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Bintoro Tjokroamidjojo, 1977)
3.      Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat diartikan juga sebagai upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut (M.Fakry, 1987).([2])
Secara luas, Tjokroamidjoyo (dalam Syah, 2007) menyatakan bahwa perencanaan mencakup tiga pengertian berikut.
·         Suatu proses persiapan sistematik mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
·         Perencanaan adalah suatu cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber yang ada secara efisien dan efektif .
·         Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.([3])

2.    Pengertian Pembelajaran
    Pengertian pembelajaraan (instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik laki-laki dan perempuan.
Konsep tersebut sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem pembelajaran ini terdapat komponen-komponen siswi-siswa, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Dengan kata lain, pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan, harus direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku.([4])
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi berikut:
1.    Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan peren­canaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembe­lajaran;
2.    Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem;
3.    Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar;
4.    Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perseorangan;
5.   Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran;
6.   Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar;
7.   Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran;
8.   Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


B.   Prinsip-prinsip Umum atau Dasar yang Harus Dijadikan Pegangan Guru Dalam Melaksanakan Proses Perencanaan Pembelajaran
 Adapun prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1.  Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus diketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini disebut entry behavior. Hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
2.  Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan. Hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
3.  Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
4.  Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
5.  Tujuan pengajaran harus diketahui siswa. Apabila tujuan pengajaran diketahui, siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan mudah diketahui, harus dirumuskan secara khusus.
6.   Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli psikologi merumuskan prinsip bahwa belajar itu harus bertahap dan meningkat. Oleh karena itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual, yaitu dari sederhana kepada yang kompleks (rumit); dari konkret kepada yang abstrak; dari umum (general) kepada yang kompleks; dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui (konsep yang bersifat abstrak); dengan menggunakan prinsip induksi ke induksi atau sebaliknya, dan sering menggunakan reinforcement (penguatan).


C.      Masalah-masalah Pokok Dalam Perencanaan Pembelajaran
Beberapa permasalahan pokok yang harus diperhatikan dan dicarikan solusi pemecahannya yaitu:
a.     Masalah Arah atau Tujuan
       Masalah yang sering terjadi dalam penentuan arah atau tujuan pengajaran adalah : rumusan masalah yang dibuat oleh guru terlalu luas dan tidak operasional, sehingga sulit diukur dan diobservasi yang berakibat tujuan pengajaran tidak dipahami oleh siswa.
b.    Masalah Evaluasi
     Masalah yang muncul dalam evaluasi, berkisaran antara lain : Prosedur evaluasi yang tidak dikenal oleh siswa yang berakibat evaluasi yang dilaksanakan tidak adil, dan memuaskan para siswa. Rumusan instrumen penilaian tidak jelas, alat penilaian di buat secara sembarang, kurang atau tidak memenuhi syarat validitas, serta tingkat reliabilitas yang rendah. Tingkat daya pembeda soal yang kurang baik yaitu tidak dapat membedakan mana siswa pintar dan mana siswa yang kurang pintar.
c.     Masalah Isi dan Urutan Materi Pelajaran
       Masalah yang muncul adalah bagaimana memilah-milah mana materi pelajaran yang harus didahulukan penyajiannya secara runtun, logis dan sistematis. Lalu apabila materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan tidak terorganisasi dengan baik maka akibatnya terjadi kegagalan dalam menyampaikan uraian materi pelajaran. Penyebab kegagalan penyampaian materi disebabkan guru membuat instrumen penilaian yang isinya menghendaki jawaban materi pelajaran yang sebenarnya belum atau tidak diajarkan.
d.    Masalah Metode
    Masalah yang berkaitan dengan metode pengajaran adalah kurang atau tidak tepat sasaran dalam pemilahan metode yang digunakan, bersifat monoton dan tidak sesuai dengan tujuan, strategi, model serta pendekatan pengajaran yang digunakan.
e.     Hambatan-hambatan
     Hambatan-hambatan bisa datang dari siswa (kurangmampu mengikuti pelajaran, memiliki perbedaan indvidual), dari guru (kurang berminat mengajar), faktor institusional (terbatasnya ruang kelas, laboratorium serta alat-alat peraga).

D.      Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran
  1. Menetapkan Misi dan Tujuan
Dalam pendidikan misi dan tujuan pengajaran mengacu kepada misi dan tujuan pendidikan mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan pengajaran atau tujuan instruksional baik umum maupun khusus (standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator hasil belajar).
  1. Diagnosa Hambatan dan Peluang
Diagnosa hambatan dan peluang termasuk kedalam bagian dari analisis SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats). Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi suatu lembaga  atau organisasi. Analisis SWOT bila diterapkan secara akurat akan membawa keberhasilan suatu program kegiatan yang direncanakan.
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan madrasah. Ancaman merupakan situasi-situasi penting yang tidak menguntungkan bagi lembaga dan merupakan gangguan terhadap eksistensi lembaga di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Ancaman terhadap lembaga pendidikan Madrasah bisa datang dari pesaing baru, kebijakan pemerintah, kondisi makro serta mikro ekonomi yang sulit dan kesadaran yang rendah dari masyarakat tentang pentingnya pendidikan Madrasah.
  1. Menilai Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah sumber daya yang dimiliki baik sumber daya personal maupun sumber daya material, maupun sumber daya keuangan. Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki lembaga yang berkaitan dengan sumber daya manusia dengan kualitas dan kapabilitasnya, sumber daya material yang terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya, sumber daya keuangan yang terbatas, serta kecintaan dan loyalitas yang kurang baik dari guru, pegawai maupun siswa.
  1. Mengembangkan Tindakan Alternatif
Setelah analisis SWOT maka kepala sekolah dan guru membuat perencanaan pengajaran harus dapat memilih alternatif tindakan dan langkah-langkah yang terbaik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
  1. Mengembangkan Rencana Strategi
Dalam perencanaan pengajaran strategi yang dikembangkan adalah strategi pengajaran. Strategi pengajaran adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran dengan menggunakan berbagai komponen pengajaran (tujuan, bahan, metode, alat, sumber serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam ranga mencapai tujuan belajar dan pengajaran yang telah ditetapkan.
  1. Mengembangkan Rencana Strategi
Pengembangan rencana strategi pengajaran dilakukan dengan membuat model pengembangan sistem pengajaran. Model pengembangan merupakan kerangka dasar yang dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran yang meliputi dua dimensi yaitu dimensi rencana dan dimensi proses yang nyata.
Dimensi rencana : prosedur dan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan dalam mempersiapan proses belajar mengajar. Dimensi proses yang nyata : interaksi belajar mengajar yang berlangsung di kelas.
  1. Mengembangkan Rencana Operasional
Diawali dengan melakukan analisis materi pelajaran yang terdapat dalam kurikulum, analisis terhadap kalender pendidikan, pembuatan program tahunan, program semester serta pembuatan silabus dan sistem penilaian.

E.  Macam-macam Perencanaan Pembelajaran
Termasuk perencanaan pengajaran dapat dilihat dari beberapa  segi:
a.         Berdasarkan jangka waktu
    Dapat di bedakan lagi menjadi :
1)      Perencanaan Jangka Panjang
Rencana jangka panjang adalah perencanaan yang meliputi kurun waktu 10, 20, atau 25 tahun. Parameter atau ukuran keberhasilannya bersifat sangat umum, global dan tidak terperinci. Namun demikian perencanaan jangka panjang dapat memberi arah untuk jangka menengah dan jangka pendek.
2)      Perencanaan Jangka Menegah
Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dilaksanakan dalam kurun waktu antara 4-7 tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan penjabaran dari perencanaan jangka panjang dan perlu dijabarkan dalam perencanaan jangka pendek.
3)      Perencanaan Jangka Pendek
Merupakan perencanaan dengan kurun waktu antara 1 sampai 3 tahun dan merupakan penjabaran dari perencanaan jangka menengah.
b.   Berdasarkan luas jangkauannya.
Dibedakan pula menjadi :
1)      Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang bersifat menyeluruh (umum) dan bersifat nasional.
2)      Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro adalah perencanaan yang memiliki ruang lingkup terbatas, hanya untuk satu institusi. Perencanaan ini lebih rinci, konkrit dan operasional dengan memperhatikan karakteristik lembaga, namun tidak boleh bertentangan dengan perencanaan makro atau nasional.

c.         Perencanaan Dilihat dari Telaahnya
Dibedakan menjadi :
1)      Perencanaan Strategis
Merupakan rencana yang berkaitan dengan kegiatan menetapkan tujuan, pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Biasanya diambil oleh pucuk pimpinan yang kadang kurang didukung oleh data-data statistik
2)      Perencanaan Manajerial
Merupakan perencanaan yang ditujukan untuk menggerakan dan mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam perencanaan ini sudah lebih terperinci dan didukung data-data statistik.
3)      Perencanaan Operasional
Merupakan rencana apa yang akan dikerjakan dalam tingkat pelaksanaan di lapangan. Perencanaan ini bersifat konkret dan spesifik serta berfungsi memberikan petunjuk teknis mengenai aturan, prosedur serta ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.


F.       Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
Banyak manfaat yang diperoleh dari perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :
  1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
  2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
  3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
  4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
  5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
  6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut :
  1. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
  2. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
  3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara terbaik (the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination).
  4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.
  5. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.([5])

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.      Berkenaan dengan Perencanaan, William H. Newman dalam bukunya Administrate           Action            Techniques      of         Organization and        Management: mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
2.      Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus diketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini disebut entry behavior. Hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
3.      Pentingnya bagaimana memilah-milah mana materi pelajaran yang harus didahulukan penyajiannya secara runtun, logis dan sistematis. Lalu apabila materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan tidak terorganisasi dengan baik maka akibatnya terjadi kegagalan dalam menyampaikan uraian materi pelajaran. Penyebab kegagalan penyampaian materi disebabkan guru membuat instrumen penilaian yang isinya menghendaki jawaban materi pelajaran yang sebenarnya belum atau tidak diajarkan.
4.      Diagnosa hambatan dan peluang termasuk kedalam bagian dari analisis SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats). Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi suatu lembaga  atau organisasi. Analisis SWOT bila diterapkan secara akurat akan membawa keberhasilan suatu program kegiatan yang direncanakan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan madrasah. Ancaman merupakan situasi-situasi penting yang tidak menguntungkan bagi lembaga dan merupakan gangguan terhadap eksistensi lembaga di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
5.      Termasuk perencanaan pengajaran dapat dilihat dari beberapa  segi:
a.       Berdasarkan jangka waktu.
b.      Berdasarkan luas jangkauannya.
c.       Perencanaan Dilihat dari Telaahnya
6.      Perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut :
a.       Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b.      Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
c.       Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara terbaik (the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination).



DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012).

Syaefudin Sa’ud, Udin, Perencanaan Pendidikan, (Bandung:  PT Remaja Rosdakarya, 2009).

(PDF Rujukan dari Dosen) Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Paket 1.

Umin Abdillah,  MAKALAH KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN, http://umin-abdilah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-konsep-dasar-perencanaan.html , (08-08-2015).

Luqman, Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran,  http://luqmanmaniabgt.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-perencanaan-pembelajaran.html , (29 Oktober 2011).



[1] . Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2012) hal 15-16.
[2].  Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal 4.
[3]. Umin Abdillah,  MAKALAH KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN, http://umin-abdilah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-konsep-dasar-perencanaan.html ,08-08-2015.
[4]. (PDF Rujukan dari Dosen) Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Paket 1.
[5] . Luqman, Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran,  http://luqmanmaniabgt.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-perencanaan-pembelajaran.html , 29 Oktober 2011.