Rabu, 11 Mei 2016

PENDIDIKAN AL-QUR’AN

MAKALAH

PENDIDIKAN AL-QUR’AN



Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

HADITS



DOSEN : SUPRAPTO, LC 


Oleh:



 MUHAMMAD HAMKA SAFI’I



YUSUUF ARIFIN


PAI B / II

PROGAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG

Maret 2016




KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH Subhaanahu Wata’aalaa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang di ajukan untuk memenuhi salah satu mata tugas kuliah “Hadits” di STAIM Tulungagung.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari jaman jahiliah munuju ke zaman terang yakni agama islam.
Dengan selesainya makalah ini dengan judul “Pendidikan Al-qur’an” Penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat  :
1.    Bapak Nurul Amin M.Ag Selaku Rektor STAI Muhammadiyah Tulungagung.
2.   Suprapto, LC selaku Dosen Pembimbing  kami dalam pembuatan makalah ini. 
3.    Serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan kerendahan hati, kami mengharap kepada semua pihak segala kritik dan saran atas kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan syukur alhamdulilah atas selesainya masalah yang kami buat ini, teriringi doa semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.


                                                                                         Tulungagung, 19 Maret 2016


                                                                                                            Penyusun




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................                      i
KATA PENGANTAR ...............................................................................                      ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................                    iii
BAB I  :          PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang masalah .............................................                     
B.           Rumusan Masalah ......................................................                     
C.           Tujuan Masalah ..........................................................                     
BAB II :         PEMBAHASAN

BAB III:         PENUTUP
                        KESIMPULAN...................................................................                     
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................                          

 





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan yang sudah sewajarnya kita menjadikan Al-Qur’an sebagai pusat ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang tiada satupun manusia di muka bumi ini yang mampu menandinginya.
Sungguh sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa kitab-kitab selain Al-Qur’an dizaman sekarang tidak akan pernah mampu untuk menyamai dengan Al-Qur’an itu sendiri, perhatikanlah berapa biji manusia dari kalangan Nasrani yang dapat dengan baik menghafal kitab mereka (Injil), perhatikan pula siapa saja yang telah menghafal kitab Taurat dari kalangan yahudi, niscaya akan sangat sulit sekali kita temui diantara mereka sebagai seorang penghafal kitab yang benar-benar hafal diluar kepala, belum lagi mereka selalu merubah isi-isi atau kandungan dalam kitab mereka, keaslian kemurnian dan keontetikan dari kitab-kitab mereka sangat-sangat lemah. Mereka kaum Yahudi dan Nasrani  telah mengubah-ubah kebenaran dengan yang bathil, mereka juga tidak dapat membedakan mana yang perkataan nabi mereka dan mana yang perkataan sahabat, semua campur aduk menjadi satu ditambah lagi perubahan-perubahan ayat yang sering mereka bolak-balikkan.
Berbeda dengan kaum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah Subhanahu Wata’ala telah berjanji untuk menjaga kitab-Nya. dizaman inilah zaman ke emasan islam terindah dalam sejarah. Disinilah sinar agama Allah dapat terus menerangi bumi hingga saat ini. Disinilah mulai nampak berbagai macam ilmu pengetahuan yang terus berkembang dari agama yang di ridhai Allah ini, seperti ilmu Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Adab dan lain sebagainya.
Sungguh beruntung kita hidup menjadi kaum Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Karena dizaman kitalah satu-satunya zaman yang telah mempelajari ilmu hadits, dengan ilmu hadits dengan perantara berbagai macam pesan dari telinga ke telinga, hingga dari kitab ke kitab, melalui tangan-tangan para ulama salaf asshaliih yang dengan sungguh-sungguh mereka berdakwah serta menulis sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan cinta dan perasaan.
Sehingga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sejatinya telah wafat, seakan  terasa masih hidup. Seakan kita juga masih bisa berjumpa dengan beliau melalui sabda-sabdanya meski zaman terus berjalan ditelan waktu.

B.       Rumusah Masalah
1.           Apa yang dimaksud dengan Konsep Pendidikan Al-Qur’an beserta pengembangannya?
2.           Apa Keuntungan Kita Mempelajari atau  Menghafal Al-Qur’an?
C.      Tujuan Masalah
1.           Agar kita mengetahui apa saja konsep pendidikan dalam Al-Qur’an.
2.           Agar kita bisa memahami bahwa Al-Qur’an itu merupakan bahan utama dalam Dunia Pendidikan Serta Pentingnya Al-Qur’an untuk dihafal oleh Generasi Bangsa ini.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Konsep Pendidikan Al-Qur’an dan Pengembanganya
1.    Pengertian Konsep Pendidikan dalam Al-qur’an.
Istilah pendidikan bisa ditemukan dalam al-Qur’an dengan istilah ‘at-Tarbiyah’, ‘at-Ta’lim’, dan ‘at-Tadhib’, tetapi lebih banyak kita temukan dengan ungkapan kata ‘rabbi’, kata at-Tarbiyah adalah bentuk masdar dari fi’il madhi rabba , yang mempunyai pengertian yang sama dengan kata ‘rabb’ yang berarti nama Allah. Dalam al-Qur’an tidak ditemukan kata ‘at-Tarbiyah’, tetapi ada istilah yang senada dengan itu yaitu; ar-rabb, rabbayani, murabbi, rabbiyun, rabbani.Menurut al-Qurtubi, bahwa; arti ‘ar-rabb adalah pemilik, tua, Maha memperbaiki, Yang Maha pengatur, Yang Maha mengubah, dan Yang Maha menunaikan. Sedangkan Al-Jauhari memberi arti at-Tarbiyah, rabban dan rabba dengan memberi makan, memelihara dan mengasuh.[1] Sehingga jika digabungkan maka disini penulis menyimpulkan bahwa Konsep Pendidikan Al-Qur’an adalah Segala usaha untuk menumbuh kembangkan serta mendidik peserta didik di dunia pendidikan dengan Al-Qur’an sebagai sumber pusat pendidikan itu sendiri, sehingga inilah sistem terbaik yang pernah ada dalam dunia pendidikan yang sudah sepatutnya di amalkan oleh seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini.     
2.    Mengembangkan Pendidikan dengan Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang selanjutnya dijadikan pedoman hidup kaum muslim diseluruh penjuru dunia yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Di dalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut aqidah serta segala aspek kehidupan manusia yang intinya memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang beriman kepada-Nya, dan ancaman yang nyata bagi siapa saja yang mendustakan ayat-ayat-Nya.
Dalam al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting, jika al-Qur’an dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Ada beberapa indikasi yang terdapat dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan pendidikan antara lain; Menghormati akal manusia, bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan cerita (kisah) untuk tujuan pendidikan dan memelihara keperluan sosial masyarakat untuk selanjutnya dibimbing dan di didik ke arah kebahagiaan yang amat sangat nyata yaitu Syurga.
Tidak hanya itu apa-apa yang ada dalam Al-Qur’an sangatlah mudah diamalkan bagi siapa saja yang mau mempelajarinya dan memahaminya. Renungilah hadits berikut ini yang mana dengan membaca satu hurufnya saja diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم  , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).
Hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
“Tamim Ad Dary radhiyalahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468).[2]
Dalam hadits tersebut juga sangat jelas, apabila pendidikan itu ingin dikatakan bermutu, ingin dikatakan maju maka otomatis sebagai umat islam tentunya tidak sepantasnya malas membaca, akan tetapi sebaliknya, budaya membaca harus senantiasa melekat. Mempergunakan waktu luang dengan semaksimal mungkin untuk kelak memetik buahnya, karna ilmu tidak akan didapatkan dengan raga yang hanya bermalas-malasan.
3.    Pengembangan Pendidikan dengan Metode Menghafal, berikut Hadits dan Petuah Para Ulama Mengenai Pentingnya Metode Menghafal Ini
Sebagian kaum Muslimin ternyata masih banyak yang belum memahami mengapa mereka perlu untuk menghafal Al Qur’an.Bahkan ada yang mengatakan, “mengapa kita bangga dengan anak-anak yang hafal Qur’an yang notabene bukan bahasa kita?bukankah lebih baik mengajarkan mereka membaca terjemahannya agar bisa menerapkan nilai luhur di dalamnya?
Subhanallah, Perkataan ini keluar tentu karena ketidak-pahaman mengenai keutamaan dan urgensi menghafal Al Qur’an. Padahal dengan menghafal Al-Qur’an banyak sekali hikmah-hikmah yang akan dirasakan manfaatnya oleh bangsa ini, bukankah meningkatnya tindakan kriminalitas dimuka bumi ini akibat terlalu jauh dari Al-Qur’an?, Bukankah maraknya riba dan sistem perdagangan yang merugikan negara juga akibat dari jauhnya mereka para pelaku bisnis tersebut dari Al-Qur’an?, belum lagi ketika kita membahas tentang sistem Ujian Nasional yang tidak bisa lagi ditutupi akan kecurangannya, dimana kunci jawaban menjadi bahan bisnis bagi pihak yang tidak bertanggung jawab dan dianggap baik saja oleh para guru di negri tercinta ini pada umumnya, anak-anak didik secara tidak langsung dengan manisnya berbuat curang bersama dengan guru sebagai pendukungnya, sedangkan jikalau Jauh-jauh hari kita sebagai seorang guru menerapkan sistem pendidikan yang ada dalam Al-Qur’an serta mendalamkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan menanamkan rasa takut akan azab Allah ta’ala akan bahayanya orang yang berbuat curang, otomatis kecurangan itu semua tidak akan terjadi.
B.       Keuntungan Kita Mempelajari atau  Menghafal Al-Qur’an
Pertama-tama mari kita cermati tentang bagaimana Hukum Menghafal Al-Qur’an itu sendiri. Syaikh Ibnu Baz Rahimahullah mengatakan, “menghafal Al Qur’an adalah mustahab (sunnah)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906). Namun yang rajih insya Allah, menghafal Al Qur’an adalah fardhu kifayah, wajib diantara kaum Muslimin ada yang menghafalkan Al Qur’an, jika tidak ada sama sekali maka mereka berdosa (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325).[3]
 
Adapun Keuntungannya baik mempelajari ataupun menghafaln Al-Qur’an itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. Berdasarkan sabda nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
  “hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah”
Maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang.Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah, 5/281).
2. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim  804)
3. Semakin Banyak Hafalan Qur’annya Semakin Tinggi Pula Kedudukan Kita di Surga.
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
4. Termasuk sebaik-baik manusia.
Hendaknya seorang guru atau pendidik apapun bidangnya tidak lepas dari mengajarkan Al-Qur’an, karena  guru yang terbaik adalah guru yang bisa mengajarkan Al-Qur’an.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه

sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).
5. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia.
Sebuah Negara akan makmur dan selamat jika ia membawa Al-Qur’an sebagai sistem utamanya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين
“sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)
6. Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam.
Seorang yang mulia adalah yang paling banyak hafalan Qur’annya, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan akan lebih berhaknya seorang penghafal Qur’an yang mengharap ridha Allah ta’ala untuk menjadi imam shalat, sedangkan imam itu sendiri juga bukan sembarang orang, Seorang Imam adalah juga bermakna sebagai seseorang yang layak dianut atau dicontoh tingkah lakunya(selama tidak menyimpang dari syariat) serta mampu melindungi akan yang ia pimpin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
7. Meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Panutan kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menghafalkan Al Qur’an, dan setiap bulan Ramadhan Jibril datang kepada beliau untuk mengecek hafalan beliau. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan.Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril.Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus” (HR. Bukhari, no.6)

8. Membaca Al Qur’an adalah ibadah yang agung.
Membaca Al Qur’an adalah ibadah, setiap satu huruf diganjar satu pahala.
“barangsiapa yang membaca 1 huruf dari Al Qur’an, maka baginya 1 kebaikan. dan 1 kebaikan dilipat-gandakan 10x lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata: “hasan shahih gharib dari jalan ini”)
Dan banyak lagi keutamaan dari membaca Al Qur’an.Maka seorang Muslim yang hafal Al Qur’an dapat dengan mudahnya membaca kapan saja dimana saja, langsung dari hafalannya tanpa harus membacanya dari mushaf. Dan ini merupakan ibadah yang agung. Ibnu Mas’ud berkata:
Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah, jika ia mencintai Al Quran maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid berkata: “semua rijalnya shahih”).
9. Modal utama dalam mempelajari agama.
Al Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan menghafalkan Al Qur’an, seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Ketika  mempelajari suatu permasalahan ia dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap masalah tersebut langsung dari hafalannya. Yang kemudian ia perjelas lagi dengan penjelasan para ulama mengenai ayat tersebut. Ibnu ‘Abdl Barr mengatakan:
“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui, barangsiapa yang melaluinya maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘azza wa jalla dan memahaminya” (dinukil dari Limaadza Nahfadzul Qur’an, Syaikh Shalih Al Munajjid).[4]
10. Tadabbur danTafakkur
Dengan menghafal Al Qur’an, seseorang bisa lebih mudah dan lebih sering ber-tadabbur dan ber-tafakkur. Yaitu merenungkan isi Al Qur’an untuk mengoreksi keadaan dirinya apakah sudah sesuai dengannya ataukah belum dan juga memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah. Atau paling tidak dengan seringnya kita mengkaji Al-Qur’an maka kita akan mudah menjadi pribadi yang mudah bersyukur serta menjadi profesional dalam segala keadaan. Allah Ta’ala berfirman
“Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
11.  Kita di Didik Al-Qur‘an Untuk Hidup Sehat Baik Jasmani Maupun Rohani dengan Ayat-ayat yang Terkandung di dalamnya
Sungguh, kesehatan merupakan kenikmatan yang sangat agung, Nabi Shallallahu’Alaihi Wasallambersabda:
 ‘‘Barangsiapa diantara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya”. (Hr. Ibnu Majah, No. 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh syaikh Al-Albani di dalam shahih Al-Jami’ush Shaghir, no. 5918)
Al Qur’an adalah obat bagi penyakit hati dan penyakit jasmani, maka disini penulis menyimpulkan bahwa Al-Qur’an telah lebih dahulu menjadi penyembuh bagi manusia dari segala jenis penyakit. Termasuk bisa menumbuhkan generasi-generasi yang bermental baja, tidak mudah sedih, tidak mudah putus asa, bahkan ia terus meraih prestasi dalam kehidupannya baik dunia maupun akhiratnya. Itu semua karena di dalam Al-Qur’an sendiri telah ada penawar atau obat bagi siapa saja yang mau mentadaburinya. Allah Ta’ala berfirman
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar” (QS. Al Isra: 82).



 BAB III
            PENUTUP

            KESIMPULAN
Konsep Pendidikan dalam Al-qur’an. Konsep Pendidikan Al-Qur’an adalah Segala usaha untuk menumbuh kembangkan serta mendidik peserta didik di dunia pendidikan dengan Al-Qur’an sebagai sumber pusat pendidikan itu sendiri, sehingga inilah sistem terbaik yang pernah ada dalam dunia pendidikan yang sudah sepatutnya di amalkan oleh seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini.       
Dalam al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting, jika al-Qur’an dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu.
Adapun Keuntungannya baik mempelajari ataupun menghafaln Al-Qur’an itu sendiri adalah Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an, Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an, Semakin banyak hafalan qur’annya semakin tinggi pula kedudukan kita di surga, Termasuk sebaik-baik manusia, Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia, Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam, Meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, Membaca Al Qur’an adalah ibadah yang agung, Modal utama dalam mempelajari agama, Tadabbur danTafakkur, Kita di didik al-qur‘an untuk hidup sehat baik jasmani maupun rohani dengan ayat-ayat yang terkandung di dalamnya.







DAFTAR PUSTAKA

Zainuddin, Ahmad. KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN
Purnama,Yulian. Mengapa Perlu Menghapal Al-Qur’an.  https://muslimah.or.id/6222-mengapa-perlu-menghafal-al-quran-1.html  Artikel Muslimah.Or.Id  pukul, 05:30 PM
















[3] . Yulian Purnama. Mengapa Perlu Menghapal Al-Qur’an. Artikel Muslimah.Or.Id
https://muslimah.or.id/6222-mengapa-perlu-menghafal-al-quran-1.html  pukul, 05:30 PM

[4] . Ibid, dengan sedikit tambahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar